Ilmu dan Jurus PS Akan Hilang Bila Salah Memahami Corenya.

Fachruddin PS LampungIlmu dan PS ini akan hilang dari predaran bila kita salah dalam memahami corenya. Sesungguhnya core ilmu dan jurus PS adalah “Laailaaha Illallaah”  Tetapi masih banyak para anggota yang keliru memahaminya. Ada yang mengira core PS itu adalah latihan jurus, ada juga yang mengira bahwa core PS itu adalah Guru Besar dan tidak tertutup ada pemahaman keliru lainnya. Bila latihan jurus adalah sebagao corenya, maka Ia akan memandang anggota yang tidak lagi latihan adalah sebagai penghianat PS. Bila Ia mengira bahwa Guru Besar adalah sebagai Core PS maka Ia akan melokalisir ilmu PS, ilmu PS  adalah hanya apa apa yang pernah diucapkan dan dilakukan oleh Guru Besar saja. Tetapi bila Ia menganggap bahwa core PS itu adalah Laailaaha Illallaah, maka Ia hanya akan menolak apa apa yang bertentangan dengan Laailaaha Illallaah, dan akan menganggap sejalan dengan PS semua yang sejalan dengan Laailaaha Illallaah. Dalam hal ini kita harus membedakan antara Core dengan tata aturan dan struktur organisatoris di PS.

Bila kita menganggap latihan PS sebagai core, maka kita akan terjebak kepada sikap sinis kepada mereka yang jarang atau tak lagi latihan PS baik karena uzur atau alasan kesibukan atau sesuatu dan lain hal yang membuatnya sulit untuk mengikuti latihan PS secara bersama sama. Ada yang lebih berbahaya lagi adalah kita tidak lagi mau percaya kepada siapapun yang ikut membicarakan masalah PS manakala yang bersangkutan ketahuan sudah jarang latihan atau sudah lama tak pernah lagi latihan, terlepas dari apapun alasannya. Bila ini akan kita jadikan patokan maka praktis anggota PS ini semakin hari akan semakin berkuranmg secara lebih cepat, karena umur kitapun akan semakin tua dan pada satnya memang benar benar lagi tak mampu untuk membuat jurus. Maka sebelum ajal menjemput orang orang itu akan tercoret keanggotaannya dari PS.

Bila kita menganggap bahwa core ilmu PS adalah Guru Besar maka serta merta kita akan menolak apapun informasi keilmuan sekalipun bila tidak atau bukan diucapkan langsung atau dilakukan oleh Guru Besar. Dan manakala ada sesuatu yang dikait kaitkan dengan PS manakala itu bukan dari Guru Besar baik lisan atau aktivitas,  maka itu semua akan dianggap bentuk perlawanan kepada Guru Besar PS. Dan itu adalah sesuatu yang harus ditentang dan dihentikan secepat mungkin.

Sebagai organisasi maka PS ini harus membagi ke-PS-an ini setidaknya dalam dua zona, yaitu zona inti dan penyangga. Zona inti (bukan core) adalah ikrar, doa, jurus, lafas dan nafas, ini adalah kewenangan Guru Besar. sedangkan zona penyangga adalah segala sesustau di luar itu. Zona inti harus kita pertahankan bersama kemurniannya, dan hanya boleh dirubah oleh Guru Besar. sementara kita harus memberikan keleluasaan bagi siapapun untuk berkreasi di zona penyangga. Itulah wujud keutuhan kita dalam berorganisasi.

Zona inti dan Zona penyangga keduanya menggunakan core Laailaaha Illallaah, sebebas apapun kreasim kita di zona penyangga PS tidak bioleh ada yang bertentangan dengan core PS. Pelanggaran terhadap core PS tidak boleh kita biarkan sekejappun, manakala kita berikan kesempatan sesuatu yang bertentangan dengan core PS maka ancamannya adalah akan merusak PS itu sendiri. Maka kita harus bekerjasama untuk mengantisipasi berkembangnya sesuatu yang bertentangan dengan core PS di tubuh PS.

Tetapi dalam waktu yang bersamaan justeru kita juga harus berupaya mengembangkan sesuatu yang sangat sejalan dengan core PS setidaknya di zona penyanga. memberikan kesempatan untuk mengkreasikan Laailaaha Illallaah di zona penyangga justeru akan mengembangkan PS itui sendiri, sebaliknya membatasi kreatifitas di zona penyangga akan menghambat perkembangan PS. Janganlah sekali kali kita memposisikan diri sebagai penghambat perkembangan PS.

Itulah sebabnya kita tidak boleh keliru memahami core PS, manakala kita keliru memahami core PS justeru akan mengkerdilkan dan bahkan memusnahkan PS itu sendiri, karena akan kehilangan core yang sebenarnya. Ketahanan core PS hendaknya kita pertahankan sebagai ciri PS.

 

Baca Juga :

Penulis: Fachruddin

Saya Fachruddin, District Advisory Team (DAT) pada PT. Tetira International Consultants Jakrta, Kerjasama dengan ADB dalam rangka Pelaksanaan Pengembangan Kapasitas Penerapan SPM Dikdas, di Wilayah Sumatera Selatan. Saya Anggota PS di Lampung, Saya mengelola Blog pribadi, dan diminta menulis di Blog PS Lampung , walaupun tulisan hanya tulisan populer, dan tidak terlalu mendisiplinkan diri dalan kaidah ilmiah. Namun Pengurus berharap tulisan tersebut dapat dijadikan bahan para anggota berdiskusi dan berkomunikasi dengan para pihak. Semoga saja ada manfaatnya.

Tinggalkan komentar