“FIKSIONAL” DALAM KITAB SUCI BISA DISELESAIKAN OLEH PS DENGAN JURUS JURUSNYA.

Prana Sakti FachruddinTiba tiba saja novel Fiksi menjadi pembahasan yang menarik lantaran Pidato Internal Praobowo sebagai tokoh politik di Indonesia merujuk karya fiksi Ghosst Fleet dan menyimpulkan atau memperingatkan bahwa tahun 2030 Indonesia akan Bubar, para politisi bersukaria membuly lawan politiknya,  dengan cara melakukan pembodohan rakyat. Prabowo dijadikan bulan bulanan, dan diolok olok sebagai politisi yang merujuk kesebuah karya hayalan belaka,  Dengan ketidakpahaman para politisi itu diharap Prabowo akan kehilangan simpati dari rakyat.

Hingga tampilnya seorang Provesor, Guru Besar Ilmu Filsafat. Ricky Gerung namanya, yang secara berani dan gagah dibumbui sedikit congkak kepada para politisi yang rata rata miskin literasi itu dengan mengatakan bahwa Karya Fiksi itu sangat layak dijadikan literatur, karena Kitab Suci pun ditulis secara fiksi. Para politisi yang semula kegirangan karena mereka telah membuly sejadi jadinya, tersentak kebakaran jenggot. seperti terbuka kedok keterbatasannya.

Saya tak kenal Gerung dan pemikirannya  secara utuh sehingga saya tak ingin menolak ataupun menerima begitu saja gagasan gagasannya. Lebih baik saya menggunakan kaca mata PS, bukan saja karena saya telah dibesarkan di PS, tetapi lebih dari itu, saya dituakan, artinya PS telah mengasuh saya hingga memasuki usia saya yang menua menua ini, saya tetap berada dibawah bimbingan PS. Tak ingin rasanya saya berpisah dengan PS. karena saya merasa masih memiliki kewajiban yang dahulu pernah saya sanggupi, baik dihadapan Bang Asfan almarhum maupun dihadapan Bang Zen, dengan kata kunci semampu mampu saya saja.

Samar samar saya tahu bahwa Prof. Gerung adalah penganut Kristian, artinya saya memiliki perbedaan akidah, dan memiliki perbedaan pandangan saya terhadap Kitab suci masing dengan pandangan Gerung terhadap kitab sucinya. Saya ingat ketika Bang Asfan ceramah dengan menggunakan bahasa beliau sendiri dan berdialek Medan. Bahwa inilah satu satunya Kitab Suci yang layak jadi pegangan untuk mencapai Takwa, yang sedikitpun tak ada yang boleh diragukan, kata beliau diawal ceramahnya. Yang dimaksud oleh Bang Asfan itu tak lain dan tak bukan adalah al-Quran sebagai Guru Besar PS. Cara melaksanakan Al-Quran itu dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad. SAW. Kesemua itu ditangkap oleh PS dan doformulasikannya dalam jurus PS, dan jurus tertinggi itu adalah Sholat. Inti Sholat adalah doa. Rumusannya singkat, tegas dan mudah dipahami oleh yang berpendidikan rendah sekalipun.

Lalu apa hubungannya dengan heboh heboh Gerung di ILC. Dalam kesempatan itu Gerung mengatakan bahwa konten Kitab Suci ditinjau dari isinya jusateru banyak bersifat fiksi. Fiksi artinya belum terjadi, karena belum terjadi maka harus digambarkan secara fiksional, untuk menuntun pembacanya agar memahami isinya. Fiksi iytu berbeda dengan fiktif. Fiktif artinya tidak akan terjadi dan atau berbeda dengan kejadian yang sebenarnya. Oleh  Gerung mengatakan bahwa  banyak hal yang dikatakan oleh agama tetapi belum terjadi, untuk itu agama memberikan uraian uraian yang bersifat fiksional hingga nanti pada saatnya manusia akan sampai juga untuk menyaksikan langsung kebenaran yang diajarkan oleh agama.

Dari uraian tersebut di atas jelas bahwa Gerung tidak terlalu akrab dengan al-Quran. Kebenaran yang tidak sangat terikat dengan periode keakheratan  semisal hari kiamat, syurga dan neraka, sebenarnya dalam Islam tidak sangat tergantung kepada uraian fiksional. Kecerdasan jurus PS berada di luar dugaan kecerdasan yang dimilii Gerung. Tidak semua janji baru dapat  dibuktikan kelak di alam kubur, diakherat, dan gambaran surga / neraka  tidak hanya dijelaskan secara fiksional, tetapi bisa dijelaskan secara empiric bahkan nyaris sempurna, karena itu semua ada dalam putaran khidupan manusia.

Janji janji agama  bukan hanya bisa diselaskan secara fiksiuonal, sebagaimana kita ketahui bahwa janji agama itu adalah kesejahteraan, kebahagiaan dan keselamatan. Masih banyak pihak yang menganggap fiksional. Tetapi anggota PS dalam hal ini dianggap luar biasa, karena jurus PS mampu menyegerakan empirical dari uraian fiksional yang menjanjikan kelak dikemudiah hari pembuktiannya.  Kebenaran dan kebaikan oleh jurus PS dibuktikan akan berujung kepada keselamatan, kenyamanan dan kebahagiaan.

Adalajh sasaran empuk bagi anggota PS untuk mengempirikkan sebuah kegagalan. Semisal bagi seorang yang cerdas dab rajin, mengapa mengalami kegagalan dalam berbisnis. Kemampuan deteksi dini oleh anggota PS memiliki kemampuan menguraikannya.  Walaupun banyak aspek, tetapi bisa ditelusuri secara rinci. Terkait ridho orang tua, dosa besar, bahkan suasana batin pasangan semisal isteri atau suami.  Bagi mereka yang terlambat memohon keampun  akan tergambar dengan jelas di rona wajah seseorang. Pernahkan anda memperhatikan wajah seseorang secara cermat dengan menggunakan jurus PS. Kita bergidik, mengejutkan.

Jika benar gerung bukan Muslim maka Ia tak akan mampu memberikan pencerahan bagi seorang anggota PS yang telah terbiasa memanfaatkan dan menggunakan jurus PS. Untk menyelesaikan berbagai hal. Termasuk empirikalisasi sesuatu yang hanya bisa ditangkap secara fiksional. Karena memang sesuatu eng diketahui secara fiksi oleh manusia kebanyak, itu semua bisa diselesaikan dengan cara menggunakan jurusjurus PS.   Wallohua’lam bishowab. (B. Lampung, 14 April 2018)

 

 

 

 

Penulis: Fachruddin

Saya Fachruddin, District Advisory Team (DAT) pada PT. Tetira International Consultants Jakrta, Kerjasama dengan ADB dalam rangka Pelaksanaan Pengembangan Kapasitas Penerapan SPM Dikdas, di Wilayah Sumatera Selatan. Saya Anggota PS di Lampung, Saya mengelola Blog pribadi, dan diminta menulis di Blog PS Lampung , walaupun tulisan hanya tulisan populer, dan tidak terlalu mendisiplinkan diri dalan kaidah ilmiah. Namun Pengurus berharap tulisan tersebut dapat dijadikan bahan para anggota berdiskusi dan berkomunikasi dengan para pihak. Semoga saja ada manfaatnya.

Tinggalkan komentar