Hentikanlah Segera, ” Ketika Diskusi Bilhikmah Telah Berubah Menjadi Perdebatan “.

Seorang senior PS Lampung mengusulkan kepada saya untuk memuat proses bagaimana cara para senior PS sukses mengakhiri perdebatan  setelah sebuah diskusi tiba tiba berubah menjadi perdebatan dan melenceng  dari kontek permasalahan awal  yang didiskusikan. Bukan lagi kemajuan PS yang didiskusikan, tetapi pribadi yang dioperdebatkan. Bagaimana pedasnya kata kata yang dilontarkan, sehingga sulit untuk diteladani para yunior. Kata si pengusul,  bahwa peristiwa ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua,  karena  memang perdebatan dalam agama Islam itu dilarang adanya. Siapa yang mempelopori berakhirnya perdebatan maka dia akan dibuatkan sebuah rumah di Syurga kelak di sebuah tempat yang kurang menarik manakala  dalam perdebatan itu iya sendiri ada dalam pihak yang salah. Tetapi Allah akan membuatkannya sebuah rumah yang indah dan  di alamat yang elit manakala dalam perdebatan itu sebenarnya Ia dalam posisi yang benar, tetapi Ia justeru tampil sebagai pelopor untuk mengakhiri perdebatan itu. 
Nampaknya para seniorpun menyadari  kekeliruan dalam diskusi yang telah berubah menjadi perdebatan, dan gagasan untuk mengehntikan perdebatan itu ternyata menjadi gagasan bersama, para senior bersepakat untuk mengakhirinya, serta berharap untuk tetap berkomunikasi dan bersilaturrahni, selayaknya sesama mujslim,  kata si pengusul. Teerbukti setelah ada yang mempelopori untuk berakhirnya  perdebatan itu tiba tiba suasana menjadi  penuh keakraban dan ikhlkas menaasehati satu dengan yang lain.Salut setinggi tingginya kepada para senior PS yang telah mwempertontonkan kedewasaan dalam mengevaluasi sebuah ketidak sengajaan, kekhilafan adalah milik manusia, tetapi kekhilafan itu telah berhasil diakhiri dengan istighfar.
Memang kenyataannya  sulit membuat suasana keakraban, kadangkala kita harus bertengkar lebih dahulu, itulah tandanya bahwa manusia itu dalam keterbatasan, kita semua memiliki keterbatasan dalam pengetahuan,  tetapi dipihak lain tidak serta merta mengakui kelebihan orang lain.  Hampir rata diantara kita memiliki kelemahan itu, sehingga dalam diskusi yang kita cari adalah kelemahannya, bukan mengeksploitasi kelebihannya.  Namun demikian kendati haryus melalui perdebatan kita semua sesama muslim akan merasakan indahnya persaudaraan.
Kita sadar bila sejak awal masing masing harus menjaga agar diskusi  tidak berubah menjadi perdebatan, diskusi bilhikmah dianjurkan tetapi berdebat dilarang dalam Islam.  Karena berdebat pada hakekatnya bukan mencari kebenaran, melainkan hanya  mencari kemenangan semata. Kitapun sejatinya telah berpengalaman bahwabketika kita berdebat dngan seseorang, maka serta merta sejumlah keterampilan dasar kita dalam ilmu PS mwenjadi berkurang dan bahkan bisa sirna sama sekali. Dan kita dipaksa harus berlatih lebih ditingkatkan sekedar untuk memulihkannya kembali ke titik semula. Dan ingat bahwa untuk menuju titik yang pernah kita capai itu membutuhkan waktu bertahun tahun. Semua senior yang biasa memanfaatkan jurus untuk membantu orang lain seperti pengobatan umpamanya, pasti pernah merasakan itu semua.
Sering sekali mulut dan tangan ini bergetar, ingin menulis dan berkomentar, ketika kita merasa seperti dilecehkan orang yang oleh seseorang yang kita anggap belum sepantasnya mentakan itu dihadapan kita, sering kita tidak sadar bahwa sejatinya kita sedang diuji. Tetapi tidak dengan para senior kita, mereka sadar bahwa ini sebenarnya ujian bel;aka, dan mereka bersepakat mengakhirinya.  Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran  dalam kasus ini. Apalagi Guru Besar selalu mengingatkan agar kita semua sebagai muridnya selalu ” Jujur, ikhlas, tabah, sabar,  rendah hati dan jiwa besar serta kesatria”
Kesalahan saya yang terbesar adalah :
                                            ” TERKESAN MENGGURUI SENIOR SAYA”
Ami Syahminm
Ibu AMIAssalamu’alaikum Wr Wb. Saya sudah mengakaji ulang atas apa apa yang sudah saya tuliskan di Group ini … dan saya bandingkan dengan tulisan para senior saya …, sepertinya saya belum pantas untuk ikut ambil bagian dalam berbagai diskusi … saya masih harus belajar lebih banyak lagi. Saya pernah berdiskusi yang lumaian tajam dengan Pak Baim Ibrahim, Kakeknya Fauzan, Hans Hens Malin Marajo, Malik Oyon, dan terakhir dengan Pak Cahyo Dirgantoro. dll. Semakin lama saya berada di group ini, semakin banyak yang akan tersinggung, dan itu kurang baik bagi PS. Saya mohon maaf kepada semua pihak. Dan memang sudah saatnya saya evaluasi diri, evaluasi itu sudah saya laksanakan, kesimpulan atas evaluasi saya adalah bahwa saya belum mampu dan pantas menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat bagi PS. dan menjaga perasaan senior Saya persilakan kepada Admin Group ini untuk men Delet semua tulisan saya yang tak dianggap layak. Atau mengeluarkan kan saya dari anggota group. Selamat Berjuang Untuk Kejayaan Islam. Wassalam.

 Ismed Dahlawi Siregar, Yudhie, dan Kakeknya Fauzan menyukai ini.

Penulis: Fachruddin

Saya Fachruddin, District Advisory Team (DAT) pada PT. Tetira International Consultants Jakrta, Kerjasama dengan ADB dalam rangka Pelaksanaan Pengembangan Kapasitas Penerapan SPM Dikdas, di Wilayah Sumatera Selatan. Saya Anggota PS di Lampung, Saya mengelola Blog pribadi, dan diminta menulis di Blog PS Lampung , walaupun tulisan hanya tulisan populer, dan tidak terlalu mendisiplinkan diri dalan kaidah ilmiah. Namun Pengurus berharap tulisan tersebut dapat dijadikan bahan para anggota berdiskusi dan berkomunikasi dengan para pihak. Semoga saja ada manfaatnya.

Tinggalkan komentar